Red Leopard Three adalah salah satu nama regu inti putra di
Markas Besar SAM Prawiradirja . Sebuah gugus depan kepramukaan yang bernaung di
SMPN 1 Curup Kota. Red Leopard Three bukan hanya sekedar nama, tapi
memiliki banyak makna yang terkandung di dalamnya.
‘Red’
berarti warna merah yang melambangkan sosok keberanian, sehingga regu ini
diharapkan memiliki para personil yang berjiwa pemberani. Berani dalam memimpin
diri sendiri, regu, hingga masyarakat. Serta berani dalam melakukan segala hal
yang bertujuan baik.
‘Leopard’
yang berarti macan tutul afrika, dalam bahasa latin disebut Panthera Pardus.
Subspesies Macan Tutul yang menjadi satwa endemic pulau Jawa ini
mempunyai khas warna bertutul-tutul di sekujur tubuhnya. Macan Tutul merupakan
salah satu hewan yang dilindungi di Indonesia karena keberadaannya sudah mulai
punah dan masuk kedalam golongan “kritis” dan jumlah populasinya sekarang
hanya sekitar 250 ekor. Macan Tutul memiliiki wajah yang sangar, gagah dan
mampu menggentarkan dan menaklukan lawannya di segala arena lomba. Ternyata,
macan tutul juga merupakan salah satu hewan kesayangan bapak pandu sedunia,
yaitu Lord Baden Powell.
‘Three’
diambil dari nomor gugus depan SAM Prawiradirja yaitu 003.
MACAN TUTUL
Macan Tutul Jawa atau dalam bahasa latin disebut Panthera pardus
melas menjadi kucing besar terakhir yang tersisa di pulau Jawa setelah punahnya
Harimau Jawa. Macan Tutul Jawa (Java Leopard) merupakan satu dari
sembilan subspesies Macan Tutul (Panthera pardus) di dunia yang
merupakan satwa endemik pulau Jawa. Hewan langka yang dilindungi ini
menjadi satwa identitas provinsi Jawa Barat.
Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) yang dimasukkan dalam status
konservasi “Critically Endangered” ini mempunyai dua variasi yaitu
Macan Tutul berwarna terang dan Macan Tutul berwarna hitam yang biasa
disebut dengan Macan Kumbang. Meskipun berwarna berbeda, kedua kucing
besar ini adalah subspesies yang sama. Ciri-ciri Macan Tutul Jawa.
Dibandingkan subspesies macan tutul lainnya, Macan Tutul Jawa (Panthera
pardus melas) mempunyai ukuran relatif kecil. Panjang tubuh berkisar
antara 90 – 150 cm dengan tinggi 60 – 95 cm. Bobot badannya berkisar 40
– 60 kg. Subspesies Macan Tutul yang menjadi satwa endemik pulau Jawa
ini mempunyai khas warna bertutul-tutul di sekujur tubuhnya. Pada
umumnya bulunya berwarna kuning kecoklatan dengan bintik-bintik
berwarna hitam. Bintik hitam di kepalanya berukuran lebih kecil. Macan
Tutul Jawa betina serupa, dan berukuran lebih kecil dari jantan. Macan
Tutul Jawa (Panthera pardus melas) sebagaimana macan tutul lainnya
adalah binatang nokturnal yang lebih aktif di malam hari. Kucing besar
ini termasuk salah satu binatang yang pandai memanjat dan berenang.
Macan Tutul Jawa adalah binatang karnivora yang memangsa buruannya
seperti kijang, monyet ekor panjang, babi hutan, kancil dan owa jawa, landak jawa,
surili dan lutung hitam. Kucing besar ini juga mampu menyeret dan
membawa hasil buruannya ke atas pohon yang terkadang bobot mangsa
melebih ukuran tubuhnya. Perilaku ini selain untuk menghindari
kehilangan mangsa hasil buruan, selain itu juga untuk penyimpanan
persediaan makanan. Meskipun masa hidup di alam belum banyak diketahui
tetapi di penangkaran, Macan tutul dapat hidup hingga 21-23 tahun.
Macan tutul yang hidup dalam teritorial (ruang gerak) berkisar 5 – 15 km2.
Bersifat soliter, tetapi pada saat tertentu seperti berpasangan dan
pengasuhan anak, macan tutul dapat hidup berkelompok. Macan tutul
jantan akan berkelana mencari pasangan dalam teritorinya masing-masing,
di mana tiap daerah tersebut ditandai dengan cakaran di batang kayu,
urine maupun kotorannya. Macan tutul betina umumya memiliki anak lebih
kurang 2-6 ekor setiap kelahiran dengan masa kehamilan lebih kurang 110
hari. Menjadi dewasa pada usia 3-4 tahun. Anak macan tutul akan tetap
bersama induknya hingga berumur 18-24 bulan. Dalam pola pengasuhan
anak, kadang-kadang macan tutul jantan membantu dalam hal pengasuhan
anak. Konservasi Macan Tutul Jawa. Kucing besar ini termasuk satwa yang
dilindungi dari kepunahan di Indonesia berdasarkan UU No.5 tahun 1990
dan PP No.7 tahun 1999. Oleh IUCN Red list, Macan Tutul Jawa (Panthera
padus melas) digolongkan dalam status konservasi
“Kritis” (Critically Endangered). Selain itu juga masuk dalam dalam
CITES Apendik I yang berarti tidak boleh diperdagangkan. Jumlah
populasi Macan Tutul Jawa tidak diketahui dengan pasti. Data dari IUCN
Redlist memperkirakan populasinya di bawah 250 ekor (2008) walaupun
oleh beberapa instansi dalam negeri terkadang mengklaim jumlahnya masih
di atas 500-an ekor.
Ø Panthera pardus pardus: Afrika
Ø Panthera pardus nimr : Arab
Ø Panthera pardus saxicolor : Asia Tengah
Ø Panthera pardus kotiya: Sri Lanka
Ø Panthera pardus fusca: India
Ø Panthera pardus delacourii: Asia Selatan dan China bagian selatan
Ø Panthera pardus japonensis: China bagian utara
Ø Panthera pardus orientalis: Rusia, Korea dan China bagian tenggara