Minggu, 17 April 2011

RED LEOPARD THREE

      Red Leopard Three adalah salah satu nama regu inti putra di Markas Besar SAM Prawiradirja . Sebuah gugus depan kepramukaan yang bernaung di SMPN 1 Curup Kota. Red  Leopard Three bukan hanya sekedar nama, tapi memiliki banyak makna yang terkandung di dalamnya.
          ‘Red’ berarti warna merah yang melambangkan sosok keberanian, sehingga regu ini diharapkan memiliki para personil yang berjiwa pemberani. Berani dalam memimpin diri sendiri, regu, hingga masyarakat. Serta berani dalam melakukan segala hal yang bertujuan baik.
          ‘Leopard’ yang berarti macan tutul afrika, dalam bahasa latin disebut Panthera Pardus. Subspesies Macan Tutul yang menjadi satwa endemic pulau  Jawa ini mempunyai khas warna bertutul-tutul di sekujur tubuhnya. Macan Tutul merupakan salah satu hewan yang dilindungi di Indonesia karena keberadaannya sudah mulai punah dan masuk kedalam golongan “kritis” dan jumlah populasinya sekarang  hanya sekitar 250 ekor. Macan Tutul memiliiki wajah yang sangar, gagah dan mampu menggentarkan dan menaklukan lawannya di segala arena lomba. Ternyata, macan tutul juga merupakan salah satu hewan kesayangan bapak pandu sedunia, yaitu Lord Baden Powell.
          ‘Three’ diambil dari nomor gugus depan SAM Prawiradirja yaitu 003.  

MACAN TUTUL

      Macan Tutul Jawa atau dalam bahasa latin disebut Panthera pardus melas menjadi kucing besar terakhir yang tersisa di pulau Jawa setelah punahnya Harimau Jawa. Macan Tutul Jawa (Java Leopard) merupakan satu dari sembilan subspesies Macan Tutul (Panthera pardus) di dunia yang merupakan satwa endemik pulau Jawa. Hewan langka yang dilindungi ini menjadi satwa identitas provinsi Jawa Barat. Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) yang dimasukkan dalam status konservasi “Critically Endangered” ini mempunyai dua variasi yaitu Macan Tutul berwarna terang dan Macan Tutul berwarna hitam yang biasa disebut dengan Macan Kumbang. Meskipun berwarna berbeda, kedua kucing besar ini adalah subspesies yang sama. Ciri-ciri Macan Tutul Jawa. Dibandingkan subspesies macan tutul lainnya, Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) mempunyai ukuran relatif kecil. Panjang tubuh berkisar antara 90 – 150 cm dengan tinggi 60 – 95 cm. Bobot badannya berkisar 40 – 60 kg. Subspesies Macan Tutul yang menjadi satwa endemik pulau Jawa ini mempunyai khas warna bertutul-tutul di sekujur tubuhnya. Pada umumnya bulunya berwarna kuning kecoklatan dengan bintik-bintik berwarna hitam. Bintik hitam di kepalanya berukuran lebih kecil. Macan Tutul Jawa betina serupa, dan berukuran lebih kecil dari jantan. Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) sebagaimana macan tutul lainnya adalah binatang nokturnal yang lebih aktif di malam hari. Kucing besar ini termasuk salah satu binatang yang pandai memanjat dan berenang. Macan Tutul Jawa adalah binatang karnivora yang memangsa buruannya seperti kijang, monyet ekor panjang, babi hutan, kancil dan owa jawa, landak jawa, surili dan lutung hitam. Kucing besar ini juga mampu menyeret dan membawa hasil buruannya ke atas pohon yang terkadang bobot mangsa melebih ukuran tubuhnya. Perilaku ini selain untuk menghindari kehilangan mangsa hasil buruan, selain itu juga untuk penyimpanan persediaan makanan. Meskipun masa hidup di alam belum banyak diketahui tetapi di penangkaran, Macan tutul dapat hidup hingga 21-23 tahun. Macan tutul yang hidup dalam teritorial (ruang gerak) berkisar 5 – 15 km2. Bersifat soliter, tetapi pada saat tertentu seperti berpasangan dan pengasuhan anak, macan tutul dapat hidup berkelompok. Macan tutul jantan akan berkelana mencari pasangan dalam teritorinya masing-masing, di mana tiap daerah tersebut ditandai dengan cakaran di batang kayu, urine maupun kotorannya. Macan tutul betina umumya memiliki anak lebih kurang 2-6 ekor setiap kelahiran dengan masa kehamilan lebih kurang 110 hari. Menjadi dewasa pada usia 3-4 tahun. Anak macan tutul akan tetap bersama induknya hingga berumur 18-24 bulan. Dalam pola pengasuhan anak, kadang-kadang macan tutul jantan membantu dalam hal pengasuhan anak. Konservasi Macan Tutul Jawa. Kucing besar ini termasuk satwa yang dilindungi dari kepunahan di Indonesia berdasarkan UU No.5 tahun 1990 dan PP No.7 tahun 1999. Oleh IUCN Red list, Macan Tutul Jawa (Panthera padus melas) digolongkan dalam status konservasi “Kritis” (Critically Endangered). Selain itu juga masuk dalam dalam CITES Apendik I yang berarti tidak boleh diperdagangkan. Jumlah populasi Macan Tutul Jawa tidak diketahui dengan pasti. Data dari IUCN Redlist memperkirakan populasinya di bawah 250 ekor (2008) walaupun oleh beberapa instansi dalam negeri terkadang mengklaim jumlahnya masih di atas 500-an ekor.
      Ø  Panthera pardus pardus: Afrika
      Ø  Panthera pardus nimr : Arab
      Ø  Panthera pardus saxicolor : Asia Tengah
      Ø  Panthera pardus kotiya: Sri Lanka
      Ø  Panthera pardus fusca: India
      Ø  Panthera pardus delacourii: Asia Selatan dan China bagian selatan
      Ø  Panthera pardus japonensis: China bagian utara
      Ø  Panthera pardus orientalis: Rusia, Korea dan China bagian tenggara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam Pramuka!!!

Buat kakak-kakak, teman-teman dan adik-adik yang telah menyempatkan diri untuk mampir ke blog SAM, silahkan memperkenalkan diri atau meninggalkan pesan dengan menggunakan kotak komentar di bawah ini…!!

Terima Kasih atas Kunjungannya...