Sabtu, 07 Mei 2011

SAM PRAWIRADIRJA


SAM Prawiradirja (Sentot Alibasyah Mustofa Prawiradirja) merupakan Gugus Depan Kepramukaan SMPN 1 Curup-Bengkulu Dengan nomor Gudep 01003-01004, SAM Prawiradirja telah banyak mengukir prestasi baik di kancah Provinsi maupun Nasional Berkat kerja keras dari Pembina kami tercinta, SAM merupakan salah satu Gudep Penggalang yang sangat disegani di Provinsi Bengkulu. Sebuah Organisasi Kepramukaan yang bernaung di SMPN 1 Curup-Bengkulu, nama gugus depannya Sentot Ali Basyah Mustofa Prawiradirja. S.A.M begitulah panggilannya mempunyai dua ujung tombak yang siap bertempur di arena tanpa mengenal rasa takut, yaitu Red Leopard Three dan Edellweis Four yang semuanya berisi cowok cewek ganteng, cantik, cute, gaul, keren dan imut. Sebuah organisasi yang tidak hanya mengusung nama persaingan, tapi lebih dekat dengan kekeluargaan yang tinggi, pengembangan potensi diri, team works, dan yang pasti best performance style. Sejak awal mula berdirinya S.A.M mempunyai seorang pelatih fenomenal yang bernama 'Meigo Anugra Jaya'. Buat seluruh keluarga besar S.A.M Prawiradirja kenangan itu begitu indahnya, markas tercinta, tenda yang beralaskan tanah, hujan yang lembut, pakaian basah kering di badan, keringat yang asin, hiking jalan setapak daun hijau sampai kaki lecet, arena lomba yang menggelora, suban air panas yang penuh canda tawa. Join with us,,,

Minggu, 17 April 2011

RED LEOPARD THREE

      Red Leopard Three adalah salah satu nama regu inti putra di Markas Besar SAM Prawiradirja . Sebuah gugus depan kepramukaan yang bernaung di SMPN 1 Curup Kota. Red  Leopard Three bukan hanya sekedar nama, tapi memiliki banyak makna yang terkandung di dalamnya.
          ‘Red’ berarti warna merah yang melambangkan sosok keberanian, sehingga regu ini diharapkan memiliki para personil yang berjiwa pemberani. Berani dalam memimpin diri sendiri, regu, hingga masyarakat. Serta berani dalam melakukan segala hal yang bertujuan baik.
          ‘Leopard’ yang berarti macan tutul afrika, dalam bahasa latin disebut Panthera Pardus. Subspesies Macan Tutul yang menjadi satwa endemic pulau  Jawa ini mempunyai khas warna bertutul-tutul di sekujur tubuhnya. Macan Tutul merupakan salah satu hewan yang dilindungi di Indonesia karena keberadaannya sudah mulai punah dan masuk kedalam golongan “kritis” dan jumlah populasinya sekarang  hanya sekitar 250 ekor. Macan Tutul memiliiki wajah yang sangar, gagah dan mampu menggentarkan dan menaklukan lawannya di segala arena lomba. Ternyata, macan tutul juga merupakan salah satu hewan kesayangan bapak pandu sedunia, yaitu Lord Baden Powell.
          ‘Three’ diambil dari nomor gugus depan SAM Prawiradirja yaitu 003.  

MACAN TUTUL

      Macan Tutul Jawa atau dalam bahasa latin disebut Panthera pardus melas menjadi kucing besar terakhir yang tersisa di pulau Jawa setelah punahnya Harimau Jawa. Macan Tutul Jawa (Java Leopard) merupakan satu dari sembilan subspesies Macan Tutul (Panthera pardus) di dunia yang merupakan satwa endemik pulau Jawa. Hewan langka yang dilindungi ini menjadi satwa identitas provinsi Jawa Barat. Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) yang dimasukkan dalam status konservasi “Critically Endangered” ini mempunyai dua variasi yaitu Macan Tutul berwarna terang dan Macan Tutul berwarna hitam yang biasa disebut dengan Macan Kumbang. Meskipun berwarna berbeda, kedua kucing besar ini adalah subspesies yang sama. Ciri-ciri Macan Tutul Jawa. Dibandingkan subspesies macan tutul lainnya, Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) mempunyai ukuran relatif kecil. Panjang tubuh berkisar antara 90 – 150 cm dengan tinggi 60 – 95 cm. Bobot badannya berkisar 40 – 60 kg. Subspesies Macan Tutul yang menjadi satwa endemik pulau Jawa ini mempunyai khas warna bertutul-tutul di sekujur tubuhnya. Pada umumnya bulunya berwarna kuning kecoklatan dengan bintik-bintik berwarna hitam. Bintik hitam di kepalanya berukuran lebih kecil. Macan Tutul Jawa betina serupa, dan berukuran lebih kecil dari jantan. Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) sebagaimana macan tutul lainnya adalah binatang nokturnal yang lebih aktif di malam hari. Kucing besar ini termasuk salah satu binatang yang pandai memanjat dan berenang. Macan Tutul Jawa adalah binatang karnivora yang memangsa buruannya seperti kijang, monyet ekor panjang, babi hutan, kancil dan owa jawa, landak jawa, surili dan lutung hitam. Kucing besar ini juga mampu menyeret dan membawa hasil buruannya ke atas pohon yang terkadang bobot mangsa melebih ukuran tubuhnya. Perilaku ini selain untuk menghindari kehilangan mangsa hasil buruan, selain itu juga untuk penyimpanan persediaan makanan. Meskipun masa hidup di alam belum banyak diketahui tetapi di penangkaran, Macan tutul dapat hidup hingga 21-23 tahun. Macan tutul yang hidup dalam teritorial (ruang gerak) berkisar 5 – 15 km2. Bersifat soliter, tetapi pada saat tertentu seperti berpasangan dan pengasuhan anak, macan tutul dapat hidup berkelompok. Macan tutul jantan akan berkelana mencari pasangan dalam teritorinya masing-masing, di mana tiap daerah tersebut ditandai dengan cakaran di batang kayu, urine maupun kotorannya. Macan tutul betina umumya memiliki anak lebih kurang 2-6 ekor setiap kelahiran dengan masa kehamilan lebih kurang 110 hari. Menjadi dewasa pada usia 3-4 tahun. Anak macan tutul akan tetap bersama induknya hingga berumur 18-24 bulan. Dalam pola pengasuhan anak, kadang-kadang macan tutul jantan membantu dalam hal pengasuhan anak. Konservasi Macan Tutul Jawa. Kucing besar ini termasuk satwa yang dilindungi dari kepunahan di Indonesia berdasarkan UU No.5 tahun 1990 dan PP No.7 tahun 1999. Oleh IUCN Red list, Macan Tutul Jawa (Panthera padus melas) digolongkan dalam status konservasi “Kritis” (Critically Endangered). Selain itu juga masuk dalam dalam CITES Apendik I yang berarti tidak boleh diperdagangkan. Jumlah populasi Macan Tutul Jawa tidak diketahui dengan pasti. Data dari IUCN Redlist memperkirakan populasinya di bawah 250 ekor (2008) walaupun oleh beberapa instansi dalam negeri terkadang mengklaim jumlahnya masih di atas 500-an ekor.
      Ø  Panthera pardus pardus: Afrika
      Ø  Panthera pardus nimr : Arab
      Ø  Panthera pardus saxicolor : Asia Tengah
      Ø  Panthera pardus kotiya: Sri Lanka
      Ø  Panthera pardus fusca: India
      Ø  Panthera pardus delacourii: Asia Selatan dan China bagian selatan
      Ø  Panthera pardus japonensis: China bagian utara
      Ø  Panthera pardus orientalis: Rusia, Korea dan China bagian tenggara

EDELLWEIS FOUR


Edellweis Four merupakan salah satu nama regu inti putri di Markas Besar SAM Prawiradirja sebuah gugus depan kepramukaan yang bernaung di SMPN 1 Curup Kota. Edellweis Four bukan hanya sekedar nama, tapi memiliki banyak makna yang terkandung di dalamnya.

‘Edellweis’ juga dikenal sebagai Bunga Abadi yang mempunyai nama latin Anaphalis javanica, adalah tumabuhan endemik zona alpine/Montana di berbagai pegunungan tinggi Indonesia. Tumbuhan yang bunganya sering dianggap sebagai perlambang cinta, kesucian, ketulusan, dan keabadian ini sekarang dikategorikan sebagai tanaman langka. Edellweis juga melambangkan pengorbanan, karena bunga ini hanya tumbuh di puncak-puncak atau lereng-lereng gunung yang tinggi sehingga untuk mendapatkannya membutuhkan perjuangan yang amat berat. Yang paling dasyat meskipun dipetik, bunga Edellweis tidak akan berubah bentuk dan warnanya. Hal ini menggambarkan karakter regu Edellweis Four yang memiliki semangat kuat dalam menaklukan lawan di arena lomba. Karena keabadian bunga ini juga, Edellweis dijadikan sebagai bunga kebangsaan nagara Austria.

‘Four’ diambil dari nomor gugus depan SAM Prawiradirja yaitu 004. Para pecinta alam dan pendaki gunung akan merasa bangga jika bisa membawa bunga Edellweis pulang sebagai bukti bahwa ia telah menaklukan sebuah gunung sehingga keberadaan bunga ini sudah mulai terancam. Kini taman nasional gunung Gede Pangrango diklaim sebagai tempat Perlindunagan terakhir bunga abadi ini.



BUNGA EDELLWEIS


  
Edellweis (kadang ditulis edelweis) atau Edellweis Jawa (Javanese edelweiss) juga dikenal sebagai Bunga Abadi yang mempunyai nama latin Anaphalis javanica, adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Indonesia. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian maksimal 8 m dengan batang mencapai sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 m. Tumbuhan yang bunganya sering dianggap sebagai perlambang cinta, ketulusan, pengorbanan, dan keabadian ini sekarang dikategorikan sebagai tanaman langka.
Edellweis juga melambangkan pengorbanan. Karena bunga ini hanya tumbuh di puncak-puncak atau lereng-lereng gunung yang tinggi sehingga untuk mendapatkannya membutuhkan perjuangan yang amat berat. Ditambah lagi dengan adanya larangan membawa pulang bunga ini, pemetik harus main petak umpet dengan petugas Jagawana. Dan jika kedapatan memetik bunga ini bisa-bisa terpaksa harus berendam di Ranu Kumbolo malam-malam ketika ketahuan mengambil bunga ini di Gunung Semeru.
Yang paling dasyat meskipun dipetik bunga ini tidak akan berubah bentuk dan warnanya, selama disimpan di tempat yang kering dengan suhu ruangan. Karenanya, edelweis adalah bunga keabadian. Bunga yang membuat cinta akan tetap abadi!
Para pecinta alam dan pendaki gunung akan merasa bangga jika bisa membawa edelweis pulang sebagai bukti bahwa ia telah menaklukkan sebuah gunung. Keserakahan dan mitos ini telah membuat edellweis sebagai bunga langka bahkan terancam kepunahan. Sebuah studi yang dilakukan oleh Hakim Luqman dalam Kasodo, Tourism, and Local People Perspectives for Tengger Highland Conservation, menyimpulkan bahwa tanaman ini telah punah dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Padahal Edellweis merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya, yang biasanya muncul di antara bulan April dan Agustus, sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300 jenis serangga seperti kutu, tirip, kupu-kupu, lalat, tabuhan, dan lebah terlihat mengunjunginya.
Kini Taman Nasional Gunung Gede Pangrango diklaim sebagai tempat perlindungan terakhir bunga abadi ini. Di sini terdapat hamparan bunga edellweis yang tumbuh subur di alun-alun Suryakencana sebuah lapangan seluas 50 hektar di ketinggian 2.750 meter di atas permukaan laut.

JOIN WITH US


Bagi Kamu-kamu yang punya minat di bidang petualangan atau mengenal alam bebas, Nggak usah jauh-jauh...
Soalnya di sekolah Kita "SMEPSA" ada Ekstrakurikuler pramuka "SAM PRAWIRADIRJA" Dimana kamu akan dibentuk secara fisik dan mental menjadi pribadi yang berani, berjiwa kepemimpinan, disiplin, kretif, inovatif, cerdas dan tangkas. Kegiatan ini sangat cocok bagi kamu yang punya cita-cita menjadi seorang polisi, tentara, dokter dan sebagainya karena ada latihan baris berbaris, P3k, hiking, kemah dan masih banyak lagi deh!!!
Selain itu, Kamu juga bisa mendapatkan teman-teman baru yang baik, ramah, lucu dan yang pasti keren-keren. Di sini kamu juga akan dapat keluarga baru yang ikatan kekeluargaannya sangat erat. Dijamin, dengan ikut pramuka kamu tidak akan pernah merasa bosan dengan jadwal latihan yang monoton, karena SAM juga punya kegiatan-kegiatan lain yang makin mempererat rasa kebersamaan, seperti joging bareng, jalan-jalan bareng, berenang bareng, bubar bareng dan acara refreshing lainnya. Pokoknya nggak bakal nyesel deh ikut pramuka!!!
Sooo,,,,
Cepetan gabung!!!!!
Daftarkan diri Kamu untuk ikutan kegiatan Pramuka
"SAM PRAWIRADIRJA" di "SMPN 1 Curup Kota".

JADWAL LATIHAN
Hari   : Sabtu
Pukul : 14:00 WIB

JARGON SAM
Angkatan 1   : ''KOMPAK''
Angkatan 2   : ''LAJU''
Angkatan 3   : ''BERANI''
Angkatan 4   : ''SOLID''
Angkatan 5   : ''SEMANGAT''
Angkatan 6   : ''SMART''
Angkatan 7   : ''HORE''
Angkatan 8   : ''MAUT''
Angkatan 9   : ''KEREN''
Angkatan 10 : ''SPORTIF''
Angkatan 11 : ''MAKNYUS''
Angkatan 12 : ''SERU''